Ilmu Budaya Dasar
“MEMANUSIAKAN MANUSIA ”

Disusun Oleh :
MUHAMAD RENALDY RIDWAN (53417795 )
1IA19
TEKNIK INFORMATIKA
ATA 2016/2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga saya dapat menyusun Makalah ilmu budaya dasar ini.Tidak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah “Ilmu Budaya Dasar” yang telah
membimbing saya dalam mata kuliah yang bersangkutan. Dalam tugas ini saya dapat
menyelesaikan makalah tentang ” MEMANUSIAKAN MANUSIA ”. Makalah ini dibuat
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah ilmu budaya dasar. Semoga karya tulis
yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi saya dan semua pembaca. Demikian kata
pengantar ini saya buat. Saya menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh
dari kata sempurna, untuk itu saya mohon maaf bila ada kesalahan kata dalam
pembuatan makalah ini, Saya harap kritik dan saran pembaca yang membangun dapat
membuat makalah ini lebih baik. Terima Kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia di muka bumi pasti pernah merasakan
cinta. Cinta datang dengan bentuk yang berbeda-beda, entah itu cinta kepada keluarganya
bahkan kepada lawan jenis. Tak hanya manusia, mahluk lain pun dapat
merasakan cinta. Cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Walaupun cinta dan
kasih mengandung arti yang hampir sama, antara keduanya terdapat perbedaan,
yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan
kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau
yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah
kasih dapat diwujudkan secara nyata. Cinta sangat erat dalam kehidupan dan
tidak bias di pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintas pun orang
berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan cinta, mereka butuh
akan cinta. Kendati pun demikian, hampir setiap orang tidak pernah berpikir
tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir tentang apa dan bagaimana
cinta itu, cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang
sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk
bisa menggapainya. Begitupun dengan kasih sering sekali kita terkecoh bahkan
sulit untuk membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh karena itu, penulis
sangat tertarik mengambil judul makalah Manusia dan Cinta Kasih, agar dapat
membantu kita semua untuk lepas dari ketidak jelasan Cinta Kasih yang selalu
menjadi bahan perenungan, diskusi, cerita yang tidak pernah ada akhirnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia
dengan Cinta Kasih
Ada beberapa
pendapat mengenai pengertian cinta kasih, yaitu :
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa
sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau
sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau
cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan
kasih itu hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa
cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Walaupun
cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada
orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam
itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata. Sarlito W.
Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu ketertarikan,
keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia,
segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan
dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada
jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara
digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan
kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh
dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.
Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak
ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Secara
sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur
terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai
dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang
bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif,
berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan
kebahagiaan.
Macam-macam Cinta Menurut Ajaran
Agama
Ada yang
berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya
cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan
organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta
sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan
ajaran cinta kepada manusia. Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri
dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri.
Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan anaknya, harta, atau
Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab
suci Al-Qur’an.
- · Cinta Diri
Cinta diri
erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap
hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun
mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya.
Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup.
Berkembang, mengaktualisasikan diri, mendatangkan rasa sakit,
penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah
manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk
menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan
menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui
ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib,
tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan
dirinya dari segala keburukan. “Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan
manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta,
yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala
sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8)
“Diantara
gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah
permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai
kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan,
atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh
karunia lagi,”
- · Cinta kepada Sesama Manusia
Agar manusia
dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya ,
ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya.
Oleh karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada
dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa
kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta
kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu
Allah langsung memberikan pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak
berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari
gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberikan
zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi
segala larangan Allah.
- · Cinta Seksual
Cinta erat
kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia
merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan
diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum,
30:12)
- · Cinta Keibuan
Kasih sayang
itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri
seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan
fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan
kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu
jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan
dorongan psikis.
- · Cinta Kebapakan
Mengingat
bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan
fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu
jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan
fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan
ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber
kesenangan, kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan
faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap
terkenangnya setelah dia meninggal dunia.
Cinta
kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya
ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa
cinta,kasih sayang, belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam
ditelan ombak :
“…Dan Nuh
memanggil anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh terpencil – :
“Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada
bersama-sama orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)
- · Cinta Kepada Allah
Merupakan
puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan
tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan
sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta
menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan
semua bentuk cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan
kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya
“Katakanlah
: “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha
penyayang” (QS Ali Imran, 3:31).
- · Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus
Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua
setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi
manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
·
Pengertian Kasih Sayang
Pengertian
kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S
Poerwadaminta yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka
pada seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan.
Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar
atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya,
saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduannya merupakan
suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan
dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang
dalam kehidupan keluarga.
Kasih
sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang
tuanya pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih
sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas
dari kasih sayang dan perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan
terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
B. MANUSIA
DENGAN KEINDAHAN
Keindahan
dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsaYunani dulu yang
didalamnya tercakup pula kebaikan, plato misalnyamenyebut tentang watak yang
indah dan hukum yang indah, SedangkanAritoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang selain baik jugamenyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang
indah, kebajikan yangindah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah
pikiran yang indah danadab kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga
mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk
keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan
pendengaran .Jadipengertian keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan
seni, keindahan alam,keindahan moral dan keindahan intelektual.
·
Makna Keindahan
Mejawab
pertanyaan sekitar apa itu keindahan, boleh jadi merupakanpekerjaan yang sulit.
Ini kalau yang di tuntut jawaban yang bisa memuaskansemua pihak. Kesulitan
semacam itu memang bisa di mengerti oleh karenasampai sekarang ini kita bisa
temukan berbagai batasan atau pengertiantentang keindahan yang celakanya,
berada satu sama lain.Sekedar penguat konstatasi di atas, baik juga
di lihat beberapa persepsi tentangkeindahan berikut ini:
- Keindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasamenyenangkan bagi yang melihat.
- Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yangteratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu samalain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaanya itubelum indah. Keindahan harus bisa memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah,karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
- Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan. Yang indah memiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsiyang harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat di samakandengan kebaikan. Jadi yang indah adalah nyata dan yang nyataadalah yang baik.Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasasenang. Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasasenang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnyapaling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan. Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kitaharus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akanmengecewakan kita yang menuntut adanya suatu pengertian yang tunggal tapiyang memuaskan. Namun demikian, dari pengertian yang ada, sebenarnya,kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian sendiri, paling tidak kita bisa menangkap arah atau kecenderungan dari suatupengertian yang di kemukakan seseorang sesuai dengan pengelompokan-pengelompokan yang ada.
Pengelompokan-pengelompokan
yang dapat kita sebut adalah sebagai berikut:
- Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu padaobyek dan subyek. Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalahkeindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita sebagaipengamat harus menerima sebagai semestinya. Sedang yang kedua, yangdisebut keindahan subyektif adalah keindahan yang biasanya di tinjau darisegi subyek yang melihat dan menghayatinya.
- Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasarkan padacakupanya. Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahansebagai kualitas abstrak dan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah.
- Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas sempitnya. Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertiankeindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yangterbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandunggagasan tentang kebaikan. Dari apa yang di kemukakan di atas, dua hal bisa kita petik, yaitu : pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itukeindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahansebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu sangat tergantungpada subyeknya.
C. MANUSIA
DENGAN PENDERITAAN
A. Pengertian
Penderitaan
Penderitaan
adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang
dapat dirasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan
baik secara fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan
manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan
ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya
suatu intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan
oleh seseorang belum tentu merupakan suatu penderitaan bagi orang lain. Dapat
pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau
sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Memang
harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih terdapat banyak orang
yang sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas
aneka tindakan kejam yang ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja
prihatin, melainkan berperan serta mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan
juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau paling tidak menguranginya, serta
manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan
mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan
alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu
merupakan bagian yang terkandung dalam kemanusiaannya.
B. Hubungan
Manusia dan Penderitaan
Allah adalah
pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha kuasa
atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa
dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan.
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya.
Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti
memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan
membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi
manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia
telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu
di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di
akhirat. Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya
menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri
namun juga nurani. Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun
manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga
dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang
kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya
akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya. Manusia memerlukan rasa aman
agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa
aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami
kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat,
walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa
pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka. Manusia
didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan rasa
sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani.
Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan
menyadari kesalahanya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin
menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat. Banyak yang
salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganhap sebagai menikmati
rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan
memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit,
yang terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia
tidak mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring
manusia pada penyiksaan yang pedih di dalam neraka.
C. Cara
Manusia Menghadapi Penderitaan
Bagaimana
manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yang dialami
manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau
menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya terletak pada
kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
- · Siksaan
Penderitaan
biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau
penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan
rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang
menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan
sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam,
hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda
atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Arti siksaan,
siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian,
ketakutan.
Siksaan Yang
Sifatnya Psikis :
a. Kebimbangan
memiliki
arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
b. Kesepian
merupakan
rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai.
c. Ketakutan
adalah
sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya,
maka disebut sebagai phobia.
penyebab
seseorang merasakan ketakutan, antara lain:
- Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
- Gamang adalah rasa takut akan tempat yang tinggi.
- Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
- Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
- Kegagalan ketakutan dari seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Para ahli
ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu
problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan
sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku
percaya bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan
sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli
setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup
dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh
kali lebih parah.
- · Kekalutan Mental
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
- Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
- Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
- Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
- Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social.
- Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis ). Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan adalah :
- Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
- Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
- Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
- Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
- Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
- Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental :
- Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
- Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara
pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan sosial. Proses kekalutan mental yang dialami seseorang
mendorongnya kearah positif dan negatif.
- Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
·
Negatif;
trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
Bentuk
frustrasi antara lain :
- Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
- Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan.
- Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
- Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain
- Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
- Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.
- Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan
kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
- Kota – kota besar
- Anak-anak muda usia
- Wanita
- Orang yang tidak beragama
- Orang yang terlalu mengejar materi
D. Sebab-Sebab
Terjadi Penderitaan
Apabila kita
kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan
yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam
hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki
manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat
memperbaiki nasibnya. Allah SWT berfirman, aku tidak akan pernah merubah nasib
hambaku melainkan hambaku sendirilah yang merubahnya. Sudah jelas Tuhan tidak
akan mengubah nasib hambanya, karena atas usaha hambanya sendirilah yang bisa
mengubah nasibnya itu. Adapu perbedaan antara nasib buruk dan takdir, kalau
takdir Tuhan yang menjadi penentunya sedangkan nasib buruk itu manusialah
penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia menyebabkan
menderitanya manusia yang lain, contohnya:
- Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, dan disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikannya yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan negeri Surabaya supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki sekaligus merasakan penderitaan yang telah diberikan kepada orang lain. Sedangkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.
- Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhkan hukuman oleh pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan anaknya.
- Perbuatan buruk para pejabat pada zaman orde lama dituliskan oleh seniman Rendra dalam puisinya “bersatulah pelacur-pelacur kota Jakarta,” perbuatan buruk yang merendahkan derajat kaum wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pelacur ibu kota itu.
2. Penderitaan
timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan.
Penderitaan
manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun
kesabaran , tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk
mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami
manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat diungkapkan bentuk ini:
- Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, kecerdasan luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dengan mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasannya, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas., dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas Di Sorbone Perancis. Dia adalah Prof. Dr. Thaha Husen, Guru besar Universitas di Kairo Mesir.
- Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahun-tahun ia menderita penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan pasrah kepada Tuhan, sembuhlah Ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya tidak mengenalinya lagi. Di sini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikap hidup yang lemah, seperti kesetiaan dan kesabarn sang istri yang luntur, karena penyakit Nabi Ayub yang lama.
- Tenggelamnya Fir’aun di laut merah seperti disebutkan dalam Al-Qur’an adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang ampuh dan sombong. Fir’aun adalah raja mesir yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir’aun bersama bala tentaranya mengejar Nabi Musa dan –para pengikutnya menyeberangi laut merah, laut itu terbelah dan Nabi Musa serta para pengikutnya berhasil melewatinya. Ketika Fir’aun dan tentaranya berada tepat ditengah belahan laut merah itu, seketika juga laut merah itu tertutup dan mereka semua tenggelam.
E. Pengaruh
Penderitaan
Orang yang
mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap
dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa,
putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal
dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Kelanjutan dan sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin
atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup. Sikap positif yaitu sikap
optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan,
melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan, dan penderitaan itu
adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah
menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti
kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri; anti kekerasan,
ia berjuang menentang kekerasan, dan lain-lain. Apabila sikap negatif dan
sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada pembaca, penonton,
maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu
dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam
masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai
ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa
hambatan yang harus disingkirkan.
D. MANUSIA
DENGAN KEADILAN
Manusia
dengan Keadilan adalah yang dimana pada kondisi kebenaran ideal secara
moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang yang ditempatkan
sesuai tempatnya. Keadilan dalam menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam
tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung
ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini
menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan
dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh
benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan
menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi
tersebut disebut tidak adil. Keaadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri
manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan
perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada
pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara
sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. sebuah
negara ideal akan bersandar pada empat sifat baik: kebijakan, keberanian,
pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan. John Rawls, filsuf Amerika
Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20,
menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi
sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”. Tapi, menurut
kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: “Kita tidak hidup di dunia
yang adil”. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan
dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang
menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan
memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan
realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas.
keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
Menurut
keadilan sosial, setiap orang berhak atas “kebutuhan manusia yang mendasar”
tanpa memandang perbedaan “buatan manusia” seperti ekonomi, kelas, ras, etnis,
agama, umur, dan sebagainya. Untuk mencapai itu antara lain harus dilakukan
penghapusan kemiskinan secara mendasar, pemberantasan buta huruf, pembuatan
kebijakan lingkungan yang baik, dan kesamaan kesempatan bagi perkembangan
pribadi dan sosial. Inilah tugas yang harus dilaksanakan pemerintah.
Dan di
Indonesia terdapat pada sila “ keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
dan menulis sebagai berikut “keadilan sosial adalah yang menentukan untuk
melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur “Dalam mewujudkan keadilan sosial
itu diperinci perbuatan dan sikap yang perlu di pupuk yakni:
- Perbuatan yang luhur mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyong
- Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
- Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.
- Sikap suka bekerja keras
- Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermamfaat untuk mencapai kemajuan dan kesehjatraan bersama
Asas yang
menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai
langkah dan kegiatan , antara lain memalui delapan jalur pemerataan sebagai
berikut ;
- Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khusus nya pangan , sandang dan papan.
- Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
- Pemerataan pembagian pendapatan
- Pemerataan kesempatan kerja
- Pemerataan kesempatan berusaha
- Pemerataan kesempatan berpatisipasi dalam pembangunan khusunya bagi generasi muda dan kaum wanita.
- Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
- Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
Berbagai
Macam Keadilan :
- Keadilan legal atau keadilan moral Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun ). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal
- Keadilan distributive Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).
- Keadilan komutatif Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
1.
Kejujuran
Kejujuran
atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan
yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti
seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan
hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang
dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga
menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang
masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Namun disisi lain ada yang disebutnya kebohongan putih yang dijinkan erbohong
untuk kebaikan seseorang seperti memberitahu untuk anak kecil yang suka keluar
malam dibalnginya dengan hati-hati nanti diluar ada seuatu loh ya seperti.
2.
Kecurangan
Kecurangan
atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula
dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa
yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari
hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa
bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak,
ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai
orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat
disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan
kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek
yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik.
Apabila keempat asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan
berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila
manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia
akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
3. Pemulihan nama baik
Nama baik
merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela.
Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia
menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin
yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah
laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah
tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan
itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi,
cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya.
Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala
kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau
tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus
tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan
harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan
kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh
kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela,
tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
4.
Pembalasan
Pembalasan ialah
suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang
serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang
seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang
bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh
kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya,
manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus
mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral,
lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah
perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena
itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka
manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak
dan kewajiban itu adalah pembalasan.
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
A. Ideologi
Jadi Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang
gagasangagasan, pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran
tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut
Kaelan ‘idea’ disamakan artinya dengan citacita.
Dalam perkembangannya terdapat pengertian Ideologi
yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Istilah Ideologi pertama kali dikemukakan
oleh Destutt de Tracy seorang Perancis pada tahun 1796. Menurut Tracy ideologi
yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan
institusional dalam masyarakat Perancis.
1. Pandangan Hidup
Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan
jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan
individu, masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan
serta undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah
dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup.
Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh
siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki
oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah
sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya
kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya
ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya
biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan
hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan
hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak
akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta
kesulitan yang dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang
Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam
keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang
diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini
disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
- Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
- Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
- Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan hidupnya.
- Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan hidupnya.
- Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun
demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan
hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita
atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk
dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme
belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo
(1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu
bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak
selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok
orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology.
Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun
masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.
2. Cita-Cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan
sikap hidup. Cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan
dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri
dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih
bayi agar menjadi dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa
sejak anaknya lahir, bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah
berangan-angan agar anaknya itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya
tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do’a yang
di ucapkan oleh family atau handai taulan biasanya berbunyi : “ Semoga kelak
menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang
tua.
Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan
pandangan hidup merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa
cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar
atau tingkat cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung
kepada pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu
keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai
angan-angan, keinginan, kemauan, niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi
manusia, karena adanya cita-cita menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak,
keras,dan lemah, seperti :
– Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti
berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan,
tantangan, dan segala esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras
biasanya juga mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
– Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai
cita-citanya menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap
berusaha mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga
mencapai cita-citanya.
– Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh
oleh situasi dan kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti
haluan dan berganti keinginan.
3. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan
moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia
berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral.
Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa
itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
- Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
- Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
- Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras
dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan
berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik,
ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang
berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya
orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
4. Usaha/perjuangan
kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap
manusia harus kerja keras untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia
adalah usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia.
Tanpa usaha/perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia ingin
menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, ia
harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik.
Kerja keras
itu dapat dilakukan denga otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga
keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada
jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaganya
daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat
dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan tidak
mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak boleh bermalas – malasan,
bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan
manusia yang mengaturnya.
Dalam
agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana hadist yang diucapkan
Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk kepada para pengikutnya “Bekerjalah
kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan
kamu akan mati besok”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian / ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”.
Karena
manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan (cinta kasih) antara
sesama manusia, maka ketidak mampuan akan kemampuan terbatas yang menimbulkan
perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi bersama-sama secara tolong
menolong, bergotong royong. Apabila sistem ini diangkat ketingkat organisasi
negara, maka negara akan mengatur usaha / perjuangan warga negaranya sedemian
rupa, sehingga perbedaan tingkat kemakmuran antara sesama warga negara dapat
dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui
pandangan hidup /idiologi yang dianut oleh suatu negara.
- Keyakinan atau kepercayaan
Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin
yang artinya percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan.
Keyakinan dan keimanan berada di atas istilah kepercayaan. Dan keyakinan
ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima dengan budi (ratio) dan
keyakinan menerima dengan akal.
Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan
atas suatu hal. Dengan keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai
makhluk budaya. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam.
Dalam hal agama, keyakinan itu berarti menyakini secara pasti dan benar bahwa
Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan
keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupanakan
diliputi oleh bimbang.
- Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa
ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan
manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar
keunggulan manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia
menyadari bahwa dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari kehidupannya
lebih kompleks.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia
mencari kekuatan diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung
dari ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non
fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya.
Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu
lain bila dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik
kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi
bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.
Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa
yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk
itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang
dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.
Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut “ sesuatu
dan kekuatan diluar dirinya “. Ternyata keduanya adalah “ Agama dan
Tuhan “. Dengan demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang
asasi bagi manusia. Sayangnya tidak semua manusia yang memahaminya, sehingga
banyak orang yang memeluk suatu agama semata-mata atas dasar keturunan.
Akibatnya banyak orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai
batinnya. Atau yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal urusan agama
adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Dalam satu hadistnya : Agama adalah akal, tidak ada agama bagi
orang-orang yang tidak berakal.”
Maksud Nabi Muhammad SAW tersebut ialah agar manusia
dalam memilih suatu agama benar-benar berdasarkan pertimbangan akalnya, dan
bukan semata-mata karena asas keturunan. Hal ini ditegaskan oleh firman Allah
SWT dalam surat Al-Baqarah ayat-236 yang artinya :
“ Tidak ada paksaan untuk memasuki sesuatu
agama, sesungguhnya telah jelas antara jalan (agama) yang benar dan jalan
(agama) yang salah.”
Ternyata, pandangan hidup sangat penting. Baik untuk
kehidupan sekarang maupun kehidupan di akhirat. Dan sudah sepantasnya setiap
manusia memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan
pilihan akal bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi
kita adalah suatu kebutuhan. Bukan kebutuhan sesaat seperti makan, minum,
tidur, dan sebagainya. Melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi. Sebab
setiap saat kita memerlukan perlindungan Allah SWT dan petunjuk agama sampai
diakhir nanti.
Firman Allah SWT :
Yang artinya :
“ Kamilah pelindungmu dalam kehidupan dunia dan
akhirat ; didalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh pula
apa yang kamu minta.” (QS.Fushilat : 31).
Manusia & Keadilan , Pandangan Hidup, sama Tanggung Jawab
Dalam upaya memanusiakan manusia (homohumanus = manusia yang
bersikap manusia, berbudaya dan halus). Manusia harus memahami dan menghayati
konsep keadilan, penderitaan, cinta kasih, tanggung jawab, pengabdian,
pandangan hidup, keindahan dan kegelisahan.
tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi terscbut berarti ketidak adilan.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia schingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Lain lagi pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan balk. Mengapa diproyeksikan pada pemerintah, sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika di masyarakat.
Kong Hu Cu berpendapat lain : Keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Sedangkan tindakan yang hanya menjalankan kewajiban tanpa menuntut hak berakibat pada mudah diperbudak atau dipengaruhi orang lain.
Jadi keadilan bila disimpulkan adalah :
1. Kesadaran adanya hak yang sama bagi setiap warga Negara
2. Kesadaran adanya kewajiban yang sama bagi setiap warga Negara
3. Hak dan kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran yang merata.
Cirri-ciri keadilan adalah :
1. Tidak memihak
2. Sama hak
3. Sah menurut hokum
4. Layak dan wajar
5. Benar secara moral
Sedangkan akibat dari ketidakadilan adalah “
1. Kehancuran : diri, keluarga, perusahaan, masyarakat, bangsa dan Negara
2. Kezaliman yaitu keadaan yang tidak lagi menghargai, menghormati hak-hak orang lain, sewenang-wenang merampas hak orang lain demi keserakahan dan kepuasan nafsu.
Bagaimana agar kita bias memiliki sifat adil ?
1. Tekad bahwa hanya dengan keadilan hidup akan berkah
2. Berlaku adil pada siapapun agar hidup sukses
3. Cari ilmu sebab dengan berilmu dapat mengetahui hak dan kewajiban dan aturan hidup yang benar
4. Menghasilkan masalah dengan data dan informasi yang BAL (benar, akurat, lengkap)
5. Menjadikan keadilan sebagai kunci kebahagiaan, keselamatan, kesuksesan dan kemuliaan dalam hidup.
Macam-macam Keadilan :
1. Keadilan Legal (keadilan moral
Dalam suatu komunitas yang adil, setiap orang menibedakanjalankan pekerjaan menurut sifat dasar yang paling cocok GINY (the man behind the gun). Rasa keadilan akan terwujud bila setiap individu melakukan fungsinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, keadilan tidak akan terjadi bila ada intervensi pada pihak lain dalam melaksanakan tugas kemasyarakatan dan hal ini dapat memicu pertentangan, konflik dan ketidakserasian.
2. Keadilan Distributive
Keadilan akan terlaksana bila hal yang sama diperlukan secara sama dan hal yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama diperlakukan secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Contoh : gaji pegawai lulusan smu dan sarjana harus dibedakan.
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati.
kareana itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk iitu perlu dijelaskan pula apa arti
pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu
merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan
tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu
yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga
hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapal diterima oleh akal
sehingga diakui kebenarannya. Alas dasar ini manusia menerima basil pemikiran itu sebagai
pegangan, pedoman, arahan, atau petunjang yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya Akan tetapi pandangan
hidup dapat diklasifikasikan berdasalkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang bempa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma
yang terdapat pada negam tersebut.
tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama. kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi terscbut berarti ketidak adilan.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia schingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Lain lagi pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan balk. Mengapa diproyeksikan pada pemerintah, sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika di masyarakat.
Kong Hu Cu berpendapat lain : Keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Sedangkan tindakan yang hanya menjalankan kewajiban tanpa menuntut hak berakibat pada mudah diperbudak atau dipengaruhi orang lain.
Jadi keadilan bila disimpulkan adalah :
1. Kesadaran adanya hak yang sama bagi setiap warga Negara
2. Kesadaran adanya kewajiban yang sama bagi setiap warga Negara
3. Hak dan kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran yang merata.
Cirri-ciri keadilan adalah :
1. Tidak memihak
2. Sama hak
3. Sah menurut hokum
4. Layak dan wajar
5. Benar secara moral
Sedangkan akibat dari ketidakadilan adalah “
1. Kehancuran : diri, keluarga, perusahaan, masyarakat, bangsa dan Negara
2. Kezaliman yaitu keadaan yang tidak lagi menghargai, menghormati hak-hak orang lain, sewenang-wenang merampas hak orang lain demi keserakahan dan kepuasan nafsu.
Bagaimana agar kita bias memiliki sifat adil ?
1. Tekad bahwa hanya dengan keadilan hidup akan berkah
2. Berlaku adil pada siapapun agar hidup sukses
3. Cari ilmu sebab dengan berilmu dapat mengetahui hak dan kewajiban dan aturan hidup yang benar
4. Menghasilkan masalah dengan data dan informasi yang BAL (benar, akurat, lengkap)
5. Menjadikan keadilan sebagai kunci kebahagiaan, keselamatan, kesuksesan dan kemuliaan dalam hidup.
Macam-macam Keadilan :
1. Keadilan Legal (keadilan moral
Dalam suatu komunitas yang adil, setiap orang menibedakanjalankan pekerjaan menurut sifat dasar yang paling cocok GINY (the man behind the gun). Rasa keadilan akan terwujud bila setiap individu melakukan fungsinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, keadilan tidak akan terjadi bila ada intervensi pada pihak lain dalam melaksanakan tugas kemasyarakatan dan hal ini dapat memicu pertentangan, konflik dan ketidakserasian.
2. Keadilan Distributive
Keadilan akan terlaksana bila hal yang sama diperlukan secara sama dan hal yang tidak sama diperlakukan secara tidak sama diperlakukan secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Contoh : gaji pegawai lulusan smu dan sarjana harus dibedakan.
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati.
kareana itu ia menentukan masa depan seseorang. Untuk iitu perlu dijelaskan pula apa arti
pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu
merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan
tempat hidupnya.
Dengan demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu
yang singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus, sehingga
hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Hasil pemikiran itu dapal diterima oleh akal
sehingga diakui kebenarannya. Alas dasar ini manusia menerima basil pemikiran itu sebagai
pegangan, pedoman, arahan, atau petunjang yang disebut pandangan hidup.
Pandangan hidup banyak sekali macamnya dan ragamnya Akan tetapi pandangan
hidup dapat diklasifikasikan berdasalkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak
kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang bempa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma
yang terdapat pada negam tersebut.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan
dari Cinta kasih dan sayang.Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu
keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga Cinta
yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah
kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan,
apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan
yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat
menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
SUMBER :