ILMU SOSIAL DASAR
Pemuda dan Sosialisasi
Pemuda adalah manusia yang amat sangat di
harapkan, mereka akan meneruskan perjuangan para pendahulunya untuk membangun
dan memajukan masa depan negara. Generasi penerus bangsa yang kita sebut juga
sebagai pemuda harus mempunyai kualitas yang amat sangat baik agar negara maju
dan berkembang dengan baik di masa depan.
Sosialisasi adalah beberapa individu yang membaur atau
berkomunikasi di dalam kehidupan bermasyarakat, dan mereka aktifitas
saling membantu dan menolong karena ada visi dan misi tertentu yang ingin
mereka capai.
Pengertian dari internalisasi adalah belajar dan
sosialisasi pada dasarnya mempunyai persamaan. Karena kedua hal tersebut
berlangsung melalui interaksi sosial. Internalisasi lebih di tekankan
kepada norma-norma individu yang meng internalisasikan norma-norma tersebut,
akan tetapi norma-norma tersebut mendarah daging atau turun temurun dalam jiwa
para masyarakat.
*Internalisasi
belajar & sosialisasi
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup
bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi
cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma sosial yang terdapat dalam
masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua:
sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam
masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam
institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi
tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari
masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup
yang terkukung, dan diatur secara formal.
Belajar di tekankan kepada tingkah laku seorang
individu, seperti bertambahnya pengetahuan atau ilmu dalam diri seoseorang
yang tadinya seseorang itu tidak tahu, tapi karena dia belajar maka ia menjadi
tahu, dan proses belajar berlangsung melalui lingkungan hidup orang itu
sehari-hari maupun lembaga pendidikan.
Sosialisasi di tekankan kepada individu yang berinteraksi
sosial dengan masyarakat sekitar, karena dalam dalil kehidupan manusia
atau seseorang itu tidak dapat hidup sendiri melainkan butuh bersosialisasi
agar seseorang itu dapat mencapai hal yang ia inginkan.
> Sosialisai
Primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan
sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa
kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer
berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah.
Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap
dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak
menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara
terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna
kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga
terdekatnya.
> Sosialisasi
Sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan
setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok
tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya
adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses
resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam
proses desosialisasi, seseorang mengalami ‘pencabutan’ identitas diri yang
lama.
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang
tidak berhenti sampai institusionalisasi saja,akan tetapi mungkin norma-norma
tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
Norma-norma ini kadang dibedakan antara norma-norma ;
– Norma-norma
yang mengatur pribadi yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar
manusia berhati nurani yang bersih.
– Norma-norma
yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum
serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan
hidup dan bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup.
Proses
sosialisasi adalah proses pembentukan tingkah laku,dan pola pikir
seseorang.
Proses
tersebut terbagi dalam 4 proses yaitu :
1. Tahap
meniru adalah seseorang yang berinteraksi atau bersosialisasi dengan
keluarga,dimana keluarga itu sangat mempengaruhi tingkah laku dan pola pikir
seseorang tersebut di masa pertumbuhan seseorang itu. Lingkungan sekitar juga
dapat mempengaruhi pembentukan seorang individu dalam tahap ini.
2. Tahap
persiapan dialami sejak lahir, manusia mengalami proses pengenalan secara
bertahap di dunia untuk siap berbaur dalam berbagai kelompok kehidupan yang
tersebar di seluruh dunia.
3. Tahap
siap adalah aksi peniruan yang dilakukan di dalam keluarga yang sudah
mulai berkurang di gantikan oleh peran yang secara langsung di mainkan oleh
individu itu sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya beradaptasi dengan
teman-temannya yang memiliki kemampuan sama atau berbeda sehingga memungkinkan
untuk bermain secara bersama-sama. Dan dia mulai menyadari adanya tuntutan
untuk bekerja sama dengan yang lain.
4. Tahap
penerimaan norma kolektif adalah seseorang itu sudah dewasa,seseorang
tersebut sudah dapat bercampur dengan masyarakat luas. Dengan ini seseorang
tersebut sudah tidak lagi berinteraksi dengan teman-teman yang berada di sekitarnya,
melainkan sudah berinteraksi dengan masyarakat luas.
Peranan
sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat sama-sama komponen yang biasanya
meluapkan aspirasinya dalam kehidupan politik,dalam hal ini mahasiswa dan
pemuda merupakan komponen yang sama dengan warga yang lainnya di dalam
bermasyarakat. Mahasiswa sebagai kaum intelektual setelah lulus nanti akan
bekerja dan akan memiliki kehidupan yang relatif sama dengan warga lainnya.
Pemuda dan
Identitas
Pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah
agar semua pihak yang turut serta dan bekepentingan dalam penanganannya benar
benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaannya dapat
terarah,menyeluruh dan terpadu serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang di
maksud.
Sumber : MKDU
ilmu sosial dasar
Dua
pengertian pokok pembinaan dan pengembangan generasi muda:
1. Generasi
muda sebagai subyek pembinaan dan pengembanganadalah mereka yang telah memiliki
bekal –bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam
keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainnya, guna menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan
bernegara serta pembangunan nasional.
2. Generasi
muda sebagai obyek pembinaan dan pengembanganialah mereka yang masih memerlukan
pembinaan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi dan
kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri
yang melibatkan secara fungsional
Sumber :
MKDU ilmu sosial dasar
Masalah-masalah
generasi muda , berbagai permasalahan muncul pada saat ini antara lain :
1. Menurunnya
jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk
para generasi muda.
2. Merasa
ragu akan yang di alami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
3. Keseimbangan
yang masih kurang antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik yang formal maupun nor formal. Tingginya jumlah putus sekolah
yang di akibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda
sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
4. Kurangnya
lapangan kerja/kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah
pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya
produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan
nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
5. Kurannya
gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan
pertumbuhan badan di kalangan generasi muda.
6. Masih
banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah
pedesaan.
7. Pergaulan
bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
8. Meningkatnya
kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
9. Belum
adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Potensi-potensi
generasi muda yang harus di kembangkan adalah
1. Idealisme
dan daya kritis, secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang
ada, maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara wajar
mampu mencari gagasan baru.
2. Dinamika
dan kreatifitas , adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda
memiliki potensi kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuas dan kesediaan
untuk mengadakan perubahan, pembaharuan dan penyempurnaan kekurangan-kekurangan
yang ada atau pun mengemukakan gagasan-gagasan/alternatif yang baru sama
sekali.
3. Keberanian
mengambil resiko, perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung
resiko dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun mengambil resiko itu adalah
perlu jika kemajuan ingin diperoleh.
4. Optimis
dan kegairahan semangat, kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah
semangat. Optimisme dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda akan
meruakan daya pendorong untuk mencoba maju lagi.
5. Sikap
kemandirian dan disiplin murni, generasi muda memiliki keinginan untuk selalu
mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengkapi dengan
kesadaran disiplin murni pada dirinya, agar dengan demikian mereka dapat
menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
6. Terdidik,
walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara menyeluruh baik
dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif generasi muda secara
relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan belajar dari
generasi-generasi pendahulunya.
7. Keanekaragaman
dalam persatuan dan kesatuan, keaneka ragaman generasi muda merupakan cermin
dari keanekaragaman masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat merupakan
hambatan jika hal itu dihayati secara sempit dan ekslusif
8. Patriotisme
dan nasionalisme, pemupukan rasa kebanggaan, kecintaan dan turut serta memiliki
bangsa dan negara di kalangan generasi muda perlu leih digalakkan, pada
gilirannya akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapannya untuk membela
dan mempertahankan bangsa dan negara dari segala bentuk ancaman
9. Sikap
kesatria, kemurnian idealisme, keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan
serta tanggung jawab sosial yang tinggiadalah unsur-unsur yang perlu dipupuk
dan dikembangkan terus menjadi sikap kesatria di kalangan generasi muda
indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan keadilan bagi masyarakat
dan bangsa
10. Kemampuan
penguasaan ilmu dan teknologi, generasi muda dapat berperan secara berdaya guna
dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi secara fungsional dapat
dikembangkan sebagai transformator dan dinamistor terhadapat lingkungannya yang
lebih terbelakang dalam ilmu an pendidikan serta penerapan teknologi, baik yang
maju,maupun yang sederhana.
Sumber :
MKDU ISD.
Tujuan
proses sosialisasi yaitu :
1. Individu
harus diberi ilmu pengetahuan yang di butuhkan bagi kehidupan kelak di
masyarakat.
2. Individu
harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya.
3. Pengendalian
fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang
tepat.
4. Bertingkah
laku selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada
lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat umumnya.
Perguruan
dan pendidikan
Pengertian Perguruan Tinggi, pemahaman kita dan kemampuan
belajar yang lebih tinggi dalam usia dewasa, setelah mengumpulkan sejumlah
tahun keterampilan dan pengalaman profesional. Ada alasan sederhana untuk itu.
Pada remaja, ketika kami memutuskan untuk melanjutkan pendidikan, kami tidak
memiliki kapasitas dan kedewasaan untuk mengerti bagaimana kita akan
menggunakan dan menerapkan pengetahuan yang kita sedang terkena. Jadi,
Perguruan Tinggi untuk menghafal palsu percaya bahwa kita belajar apa yang kita
benar-benar menghafal. Namun, tidak lama setelah itu, kita lupa banyak hal.
Mengapa Pengertian Perguruan Tinggi dalam pembahasan kali
ini? Karena fungsi otak kita efisien: ini hanya membuang informasi yang tidak
memiliki aplikasi praktis, baik intelektual atau emosional. Setelah
mengumpulkan pengalaman bertahun-tahun, kita memperoleh kemampuan untuk
mengidentifikasi persis apa yang akan memungkinkan kita untuk mencapai atau
meningkatkan fungsi professional. Mendefinisikan Perguruan Tinggi Idaman lebih
efisien. Sebuah percakapan santai, sebuah buku yang bagus, atau bahkan pidato
Perguruan Tinggi demikian secara permanen tersimpan dalam pikiran kita tanpa
menghafal yang terlibat jika intelektual atau menarik secara emosional. Orang
dewasa biasanya memiliki kemampuan pemahaman yang lebih baik daripada
mahasiswa.
Cara mengembangkan potensi generasi muda bisa dengan
pembinaan sedini mungkin difokuskan kepada angkatan muda pada tingkat SMP atau
SMA, dengan cara penyelenggaraan lomba karya ilmiah tingkat nasional oleh
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Program-program studi dalam berbagai ragam
pendidikan formal. Di bina di gembleng di laboratorium-laboratorium dan pada
kesempatan-kesempatan praktek di lapangan.
Pendidikan dan perguruan tinggi adalah komponen
atau alat negara untuk melakukan proses belajar mengajar agar memiliki sumber
daya manusia yang berkualitas, terampil, dan kompetetif.
Seseorang yang berkesempatan bersekolah di perguruan tinggi
tentunya dia mempunyai tujuan seperti ingin mendapat ilmu yang lebih luas, agar
dapat lebih bersaing di tingkat dunia atau sebagai bekal untuk masa depannya.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar